Kisah Lucu 2 sahabat



Sob ane punya kisah lucu antara dua orang sahabat niih, tadi pas habis Ujian temen temen cerita, . Hehehhee, jadi terinspirasi untuk memasukkan ke dalam Blog. Ini niih kisahnya antara Humaidi dan Saeful.
Huamidi dan Saiful, dua santri seneor pesantren Al-Islami, beserta Ustadz Makmun, suatu ketika jalan jalan ke Arab dan Mesir. Dengan bekal bahasa Arab mumpuni yang mereka pelajari selama bertahun tahun mendalami kitab kitab kuning. Humaidi dan Saeful dengan percaya diri menuju Arab. Mereka sudah tidak sabar untuk mempraktekan langsung bahasa Arabnya kepada orang Arab asli di sana.

Dengan menggunakan pesawat terbang, mereka pun sampai juga di Arab. Humaidi dan sahabatnya takjub melihat banyaknya orang berpakaian ala syekh di sana. Orang orang yang berllau lalang semuanya berbahasa Arab dan Inggris membuat dua santri ini semakin bersemangat.
“Wah. Wah. Sepertinya semua orang di sini ulama semua ya, Ful” ujar Humaidi tercengeng.
“Iya, iya. Orangnya tinggi – tinggi semua, brewokan dan putih putih, mirip habib habib di kampung” ujar Iful tak kalah takjub

Namun baru saja sejam di Bandara menunggu jemputan, dua santri ini sudah dibuat bingung.
“Hmm, kau lihat itu!” ujar Iful sambil menunjuk sebuah konter makanan
“Ada Apa??”
“di konter itu dijual makanan bernama “A’isyu Karim”. Itu kan artinya hidup mulia. Masak makanan dinamai begitu?” ujar Iful

Humaiid menoleh dan melihat tulisan itu.
“Iya yah. Aneh ya? Dari bentuknya sih itu es tong – tong, tapi kok mereka begituu?” ujar Humaiid juga bingung.
“wah wah, bahaya ini, bahay! Ternyata benar omongan orang selama ini bahwa dunia termasuk jazirah Arabsudah dikuasai kapitalisme sampai sampai es tong tong yang bisa membuat demamm di beri merek begitu” ujar Iful.
“Artiya Kapitalisme itu mengajarkan bahwa dengan belanja orang akan hidup mulia, hmm, sungguh penyesatan yang nyata, kapitalisme merusak umat dengan segala cara” Ujar Humaidi prihatin.

Ustadz Makmun yang sedari tadi mendengarkan sambil memebaca Koran hanya senyum senyum saja. Tulisan yang dibaca dua santrinya itu tak lain adalah Ice cream (es krim) yang di tulis dengan aksara arab.
Saat perjalanan menuju penginapan kembali Humaidi dan Saeful gusar. Mereka dengan jelasa membaca palang rambu lalau luntas bertuliskan “mamnu’u dakhul”. Awalnya mereka merasa salah lihat, tapi ternyata mereka menemukan lagi plang ituu, kata “dakhul” dalam kitab kuning artinya adalah senggama.
“Gila orang Arab itu, hmm. Masak larangan bersenggama di jalanan. Mana ada orang bersenggama di jalanan. Adanya juga kan di kamar atau kasur.” Ujar Iful lagi.
“iya, gila seklai Ful, tapi jangan jangan di Arab lagi banyak kejadian seperti itu yaah?? Makanya ada larangan seperti itu. Duh ternyata buaday Arab sudah kebarat baratan sekarang, sudah rusak.” Ujar Humaidi sedih.

Ustadz Makmun yang agak mengantuk bergoyang goyang perutnya menahan geli, melihat tingkah dua santrinya. “Mamnu’u dkhul” ternyata adalah tanda yang menujukkan jalanan satu arah, hingga kendaraan yang berlainan arah tak boleh masuk.
Kegilaan orang Arab semakin menjadi jadi di mata dua santri lugu ini ketika keesoka harinya mereka berjalan jalan menggunakan bis keliling kota. Mereka membaca tulisan di dinding bis”Mamnu’u Injal rokib fi toriq” dengan Ilmu bahasa Arab yang mereka kuasai mereka mengartikan dengan tak percaya kalimat itu.
“Dilaranag Ejakulasi Bagi setiap Penumpang di Jalan” ujar mereka saling berpandangan
“Makin gila Ful. Makin gila ini” Ujar Humaiidi.
“Iya Naudzubillah…” Ujar Iful
“Sudah rusak Ful. Orang Arab sudah rusak. Sepertinya jika dulu tanah Arab adalah sumber para pendakwah, sekarag sepertinya tanah Arab menjadi daerah yang sangat memerlukan dakwah Islam” ujar Humaidi lagi.

Kembali Ustadz Makmun yang mendengarkan percakapan itu badannya berguncangan, menahan ketawa. Kata “Injal” yang dipelajari di pesantren lewat Kitab Kuning memang “ejakulasi”. Namun ternyata dalam kalimat tersebut berbeda. Tulisan itu maknanya tak lain adala larangan bagi peumpang agar tidak mengeluarkan anggota badannya selama perjalanan.
“Itulah kalau belajara Kitab Kuning hanya memperhatikan bagian bagian yang hot-hot saja.” Ujar Ustadz Makmun dalam hati sambil berusaha menahan geli.
Hhhuuaaaah Sekian Kisah dua Sahabat ini. Semoga dapat di ambil palajaran, jangan pelajrai yang hot hot saja, hahahahahaa

3 komentar:

Ayu Kusumaningrum mengatakan...

wahaha : ngakak

Nastiti Winasis mengatakan...

yaiyalah, gue gtu lhoh..

kebab syavin mengatakan...

sukron telah membuatku tersenyum,,,,

Posting Komentar

Copyright 2009 Nastiti Winasis. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy | This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates